kAU TAHU APABILA KAU MAHU,,,

Rabu, 09 April 2008

Cerita Pendek

Semalam yang hangat

Daun nyiur itu terus melambai-lambai karena diterpa angin sore di pantai yang tidak berpenghuni itu.Deru ombak yang mengempas pesisir pantai tak terkirakan lagi dahsyatnya.Entah mengapa dalam suasana tersebut kerinduan keramaian datang menerpa jiwa yang sunyi.Kadangkala dalam keramaian ingin pula suasana yang sepi tak berpenghuni.D alam ketermenunganku itu entah dari mana datangnya aku dikejutkan dengan tepukan di pundakku.
“ Hei orang muda kenapa kau termenung sendiri di sini “ katanya sambil menatapku.
Aku hanya diam dan mengamati dengan serius siapakah gerangan wanita tua itu.Dari raut wajahnya ia mempunyai masalah yang ia pendamkan dan mempunyai kerisauan yang belum tersampaikan.
“ Maaf nek, sebenarnya diri ini hanya sekedar duduk-duduk saja.Sudah lama saya tidak menikmati pemandangan yang seindah yang ada di pantai ini “ Jawabku dengan lurus.
“ Memang anak berasal dari mana? “ Tanyanya kembali.
“ Ibu dan ayah saya berasal dari sini dan saya sudah lama merantau ke kota untuk mencari ilmu.karena musim libur saya sempatkan pulang ke kampung untuk bertakziah ke kuburan ayah yang telah meninggal beberapa tahun yang lalu “ Jawabku dengan melemparkan pandangan ke arah laut.
“ Bagaimana dengan kabar Ibumu? “Tanyanya lagi.
“ Ibu saya…” jawabanku terputus sampai di situ dan terdiam.
“ Kenapa nak? “ Tanyanya sambil maju beberapa langkah ke arahku.
Aku terdiam sambil menundukkan pandangan berusaha menahan air mata yang mulai menetes.Matahari paham dengan tugasnya yaitu kembali keperaduannya dan cahaya merah dari ufuk barat terlihat jelas dari pesisir pantai.
“ Maaf nek, saya terpaksa pulang karena suasana sudah mulai gelap dan sebentar lagi azan akan berkumandang “ kataku sambil melangkah perlahan.
“ Baiklah nak,Semoga dirimu sampai dengan selamat ke tempat tujuanmu “ Jawabnya dengan penuh ketulusan yang terlihat dari raut wajahnya.
Dengan penuh tanda tanya besar dalam diriku dan belum dapat menjawab siapakah gerangan wanita tua yang tinggal di pantai yang sunyi itu.Setahuku pantai itu sudah lama tidak dikunjungi orang karena ada kejadian yang sangat mengenaskan dua tahun silam yang mengakibatkan korban jiwa.Dari cerita orang tua-tua di kampung ini apabila malam kadangkala terdengar deburan ombak yang cukup keras yang diiringi dengan pekikan manusia.Cerita tersebut meluas dari kampung ke kampung hingga tak ada satupun pemuda yang berani mengunjungi pantai itu.
Sesampainya di rumah aku langsung masuk ke kamar mengambil handuk untuk mandi karena sebentar lagi azan maghrib akan berkumandang.Dengan langkah cepat kumenuju sumur yang berada di belakang rumah dengan sekelilingnya ditumbuhi batang-batang getah yang berdiri kokoh.Suasana sudah gelap dengan langkah cepat menuju rumah dan masuk ke kamar dan tak berapa lama langsung meluncur ke mesjid.
“ Eh lama tak nampak kemana saja menghilang “ Tanya teman lama yang sudah lama tak jumpa di tengah perjalanan.
“ Eh kau Man,apa kabar? “ Jawabku sambil menunggunya mendekatiku.
“ Alhamdulillah sehat “ jawabnya sambil menyalamiku.
Sambil berjalan menuju ke mesjid kami bercerita mengenai persahabatan yang sudah lama tak ada berita seperti ditelan bumi.Man merupakan sahabat karibku sejak kecil Namun Man tetap tinggal di kampung disebabkan harus menjaga kebun getah arwah ayahnya.

***
Matahari mulai menampakan sinarnya dan diiringi dengan tiupan angin yang membawa kesegaran di pagi hari.Cuaca yang lumayan cerah walau sesekali ditutupi awan yang menggumpal di langit.Kucoba membuka pintu rumah agar udara pagi bisa masuk melalui pintu dan terasa segar.Belum sempat habis pintu dibuka aku dikejutkan dengan sesosok wanita tua yang berkerudung berwarna coklat muda.
“ Assalamualaikum “ Sapanya kepadaku.
“ Waalaikusallam “ Jawabku dengan keheranan.
“ Apakah ini rumah Asmah wanita janda itu “ Tanyanya.
“ Iya benar, itu nama ibu saya “ jawabku.
“ Dimanakah ibumu ? dan nenek mau jumpa dengannya “ Tanyanya sambil menyampaikan maksud kedatangannya.
“ Maaf nenek, nenek siapa ? “ Tanyaku dengan pandangan mengarah kepadanya.
“ Bukankah nenek pernah bertemu denganmu di pantai yang penuh kesunyian tanpa ada seorang pun ketika matahari mulai tenggelam sore itu. “ Jelasnya kepadaku.
“ Iya saya tahu nek,Cuma hubungan nenek dengan ibuku ada apa nek ? “ Tanyaku berharap agar nenek itu menjelaskan secara jelas.
“ Bukankah ibumu sudah menceritakan semuanya “ Jelasnya.
“ Menceritakan apa nek, saya tidak paham nek? “ tanyaku dengan kebingungan.
“ Tolong bawakan nenek berjumpa dengan ibumu” Pinta nenek tersebut tanpa menjawab pertanyaanku tadi.
“ Baiklah nek,mari saya antarkan nenek ke kamar ibu saya “ Jawabku sambil memegang dan menuntun tangan nenek tersebut menuju ke kamar ibuku.
Dengan langkah yang perlahan wanita tua tersebut berjalan mengamati setiap sudut rumahku yang mulai kusam disebabkan papan rumah itu sudah terlalu tua.Tatkala sampai di pintu tengah rumahku.ia berhenti lalu memperhatikan photo arwah ayahku yang telah meninggal.Diamatinya terus photo tersebut dan sesekali ia mendekat dan memperhatikan dengan tekun.
“ Nek,mari kita ke kamar ibu “ Sapaku.
“ apakah kamu tahu lelaki ini ? Tanyanya kepadaku.
“ Ini ayah saya nek, dan ia sudah meninggak beberapa tahun yang lalu “ Jelasku.
“ Siapakah nama ayahmu itu “ Ia bertanya kepadaku.
“ Memangnya nenek kenal “ Tanyaku kepadanya.
“ Entahlah nenek dah lupa “ jawabnya sambil melemparkan pandangan ke luar jendela rumah seolah ia memikirkan sesuatu yang tersimpan pada perasaannya.
Kami melangkah menuju ke kamar ibuku dan sesampai di pintu nenek tersebut mengucapkan salam kepada ibuku.
“ Assalamualaikum “ Ucapnya.
Namun belum terdengar jawaban dari dalam kamar.Mungkin menurutku ibu sedang melaksanakan sembahyang Dhuha.Nenek tersebut mengulangi ucapan salamnya dan akhirnya terdengar jawaban dari dalam.
“ Waalaikumsallam “ Jawabnya dengan suara agak parau.
“ Siapakah gerangan yang mengucapkan salam itu “ Tanya ibuku
“Asmah, apakah kau tidak mengenali suara ini lagi ? Tanya wanita tua itu kepada ibuku.
“ Ibu, ada seorang nenek ingin berjumpa dengan ibu “ Sambungku.
“ Tunggu sebentar ya, ibu mengganti pakaian “ Jawab ibuku dari dalam kamar.
“ Nek, tunggu sebentar ya “ Kataku kepada nenek tersebut.
Terlihat jelas dari raut wajah nenek tersebut penuh harap dapat berjumpa dengan ibu.Kadangkala jadi tanda tanya tersendiri bagiku apa maksudnya nenek tua itu berjumpa dengan ibuku.Tak lama setelah itu pintu kamar dibuka
“ Assalamulaikum Asmah “ Sapa nenek tersebut.
“ Waalaikumsallam “ jawab ibuku.
Setelah menjawab salam nenek tersebut ibuku termenung dan mengamati raut wajah nenek tersebut.Mungkin dalam hatinya ia kenal pasti dengan sesosok nenek yang menyapaku di pantai yang sunyi tempo hari.Makin lama langkah kedua orang tua tersebut makin mendekat antara ibuku dan tubuh nenek tersebut.Aku terkejut tatkala itu juga tubuh ibuku langsung memeluk tubuh nenek tersebut dengan tangisan yang sejadi-jadinya.Begitu juga dengan nenek tersebut langsung memeluk tubuh ibuku dan mencium kedua pipi ibuku.
“ Mak, kemana saja mak menghilang puas sudah Asmah mencari sampai ke Pulau seberang “ Tanya Ibuku yang menangis sejadi-jadinya sambil memeluk tubuh nenek itu.
“ Sudahlah nak,tak usah ditanyakan lagi masalah masa lampau “ Jawab nenek tersebut kepada ibuku.
Kedua saling berpelukan dan masih mengeluarkan air mata kesyukuran karana dapat berjumpa orang selama ini yang dirinduinya.Setelah itu Ibuku menyuruh membeli bahan-bahan dapur untuk dimasak di kedai haji Entul yang terletak tak jauh dari rumahku.Dalam pikiranku masih menjadi tanda tanya tapi sebenarnya pertemuan tadi antara nenek tersebut dengan ibuku sudah dapat menjawab siapa gerangan nenek tua tersebut.Dari kejahuan kumelihat ibu sedang asyik dan mesranya berbicara dengan nenek itu.Setelah membeli semua bahan-bahan dapur ibu langsung memasaknya dan setelah semuanya selesai ibu mempersilahkan nenek tersebut makan bersama kami.Nenek tersebut makan dengan lahabnya dan ditambah cerira yang mambuat suasana semakin mesra.Ibu tidak mengizinkan nenek pergi dan ia harus tinggal bersama kami di rumah ini.Mulanya nenek tidak mahu tinggal dengan kami karena ia harus kembali di rumahnya yang berada di tepi pantai yang sunyi itu karena sudah terbiasa hidup dengan sendirinya.Namun setelah dibujuk ibu akhirnya nenek memberikan keputusan akan tinggal dengan kami.Menjelang malam suasana rumah terlihat agak berbeda seperti semulanya.Malam ini adalah malam pertama nenek tersebut menginap di rumahku denga menempati kamat bagian tengah ruangan.
Suasana malam terasa dingin dan angin berhembus dengan penuh perasaan hingga terasa menusuk tulang.Kuberdiri dan menuju pintu depan karena apabila mata tak dapat dipejamkan biasanya kududuk mamandang bintang di langit.Suasana di sekitar sudah mulai sunyi karena apabila jarum jam menunjukkan pukuk 09.15 lampu di kampung tersebut akan dipadamkam karena masih bergantung dengan mesin diesel yang ditopang dari rumah salah seorang yang dituakan di kampung tersebut.Dalam ketermenunganku itu dari arah belakang aku dikejutkan dengan bunyi benda keras yang jatuh.Pikiranku tidak tenang ada gerangan apa bunyi suara itu.Dengan cepat kututup pintu dan lalu menuju ke belakang dekat suara yang menimbulkan kecurigaan.Suasana malam yang gelap membuat mataku merasa dunia ini tak mempunyai sinar.Kucoba mengetuk pintu kamar ibu biasanya ibu belum tidur.
“ Assalamualaikum bu “ Ucapku sambil berharap ibu belum tidur.
“ Waalaikumsallam “ Jawab ibuku sambil membukalan pintu kamar dengan membawa lilin yang sudah dinyalakan.
“ Ada apa? Belum tidur lagi? “ Tanyanya kepadaku.
“ Belum bu,apakah ibu mendengar suara benda yang jatuh di belakang tadi bu ? “ Tanyaku.
“ Tidak, Ibu tak mendengarnya “ Jawab ibuku dengan tegas.
Pikiranku beralih pada nenek yang datang pagi tadi ke rumahku.Siang dan petang tadi ibu masih bersama nenek tersebut dan akhirnya ibu mengajak tinggal dirumah ini.
“ Oh ya bu, nenek dimana bu ? “ Tanyaku.
“ Nenek di kamar tengah “ Jawab ibuku.
Namun perasaanku tidak tenang mengingat nenek tua tersebut sudah bisa dikatakan uzur.Kemungkinan ia pergi ke belakang lalu jatuh mengingat rumah ini sudah lama yaitu hadiah arwah ayahku kepada ibuku ketika nikah dulu.
“ Mari kita lihat ke belakang bu “ Ajakku kepada ibu.
“ Tunggu sebentar ibu ganti lilin yang lebih besar agar terlihat lebih terang “ Jawab ibuku.
Ibu masuk ke kamarnya mengambil lilin yang lebih besar agar terlihat jelas apa benda yang jatuh di belakang tersebut.
“ Mari “ Ibu langsung mengajakku.
“ Sini biar saya pegangkan lilinnya bu “ Pintaku.
Lalu ibu memberikan lilin tersebut kepadaku dan kami pun menuju ke tempat yang kami maksudkan.
“ Nampaknya tidak ada benda yang jatuh “ Kata ibuku.
“ Biar saya telusuri di belakang ini bu “ Pintaku.
Sambil memegang lilin di tangan kumenelusuri setiap sudup belakang rumah.Namu tidak juga jumpa apa benda yang jatuh tadi.Perasaanku tidak tenang karena bunyi tersebut terdengar cukup keras.
“ Nampaknya tidak ada apa-apa “ Kata ibuku.
“ Tapi… “ Jawabku terputus langsung dipotong oleh ibu.
“ Sudahlah, itu mungkin perasaan saja sekarang sudah larut malam tidur lagi besok subuh-subuh harus bangun membantu ibu angkat kayu di hutan “ Jelas ibuku.
Seketika itu juga kami menuju kamar masing-masing untuk istirahat karena hari sudah larut malam.Namun belum beberapa langkah kami dikejutkan dari arah belakang suara sesosok manusia yang merintih kesakitan.Kami menuju ke tempat suara tersebut ternyata alangkah terkejutnya kami
“ Ya Allah nek,kenapa dengan nenek “ Ucapku sambil memegang tubuh nenek tersebut.
“ Mak,Kenapa dengan mak sampai berdarah sebegini “ Rintih ibuku sambil mengelurkan air mata.
“ Mak,mak bangun mak “ Ucap ibu sambil menggoncangkan tubuh nenek tersebut.
“ Ibu, sudahlah nenek telah tiada dan kita harus menerima takdir ini “ Kataku kepada ibu sambilk memeluk tubuh ibuku.
Air mataku mengalir bersamaan dengan air mata ibu yang terus keluar.Tatkala itu kumerasakan kasih sayang seorang nenek ketika menyapaku di pantai yang sunyi itu.Ibu terus memeluknya dan mencium pipi nenek tersebut diiringi dengan tangisan.Namun tanpa kesadaranku dan ibu nenek telah tiada disisi kami lagi karena di Panggil Nya untuk selama-lamanya.Tinggallah kenangan yang berkesan bagi ibuku dan diriku sendiri.Malam tersebut menjadi malam air mata bagi kami berdua.Bukan itu saja malam tersebut menjadi malam terhangat karena panas kerinduan masih terasa di hati ibuku begitu juga dengan diriku. hingga pagi dan sampai menghantarkannya ke liang lahad.

Gunawan.R
( Ketua Komunitas Pohon Universitas Riau )
Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia
Sebagai Pemenang juara 1 pembacaan cerpen se Unri

Tidak ada komentar: